Senja selalu hanya bisa diam,
Mendengar kebenaran yang sudah diketahui kebohongannya.
Apapun, itu semua sama saja.
Senja tidak bisa lagi berkata-kata.
Memang seharusnya mungkin tidak perlu di mulai.
Dimulaipun akhirnya hanya kepalsuan.
Sebagaimanapun bentuknya,
Sebagaimanapun indahnya,
Sebagaimanapun manisnya,
Adam hanyalah jiwa yang tidak bisa mati dan selalu sama namun hidup di dalam tubuh yang berbeda.
.
Senin, Agustus 13, 2018
Selasa, Mei 08, 2018
CERITA TANPA UPAYA
Ambar begitu menjadi idaman di kala Senja melihatnya,
rambut
tergerai panjang dengan warna cokelat tua, wajah khas Indonesia dengan bibir penuh
dan mata yang tajam,
Dan dengan sedikit siratan bahwa di dalam hatinya menyimpan sendu.
-
Tidak perlu mengenal lebih dekat saja Senja begitu ingin
menjadi Ambar beberapa tahun lagi.
-
“hai kak, meja lain penuh. bisa duduk disini?”
Ambar begitu dingin, “silahkan”
-
Tidak terjadi apapun sampai akhirnya Ambar terpaksa bilang, “boleh pinjam powerbank sebentar?”
“ini”
“ko kamu sendiri?”
Ambar dengan gamang memulai pertanyaan klise.
Senja dengan ramah menjawab, “aku suka pergi sendiri",
“Sama.”
Obrolanpun begitu larut, Senja seperti Ambar yang seperti
Senja.
-
-
Senja menulis singkat di dalam telepon genggamnya,
"Aku mau jadi seperti kak Ambar, cantik, bersahaja, karier bagus,
berusaha keras untuk membahagiakan adiknya, dan sepertinya sendiri bukan
menjadi hal yang tabu. Padahal dia sudah 30 tahun."
Begitupun dengan Ambar,
"Senja adalah aku beberapa tahun silam. Nama yang indah, wajah
yang cantik. Jangan sampai dia larut dalam kesendirian terlalu lama. Andai aku bisa
bilang, “sendiri itu menyakitkan, Senja. akan sekuat apa jiwamu menahan semua
beban sampai mati?”"
Tidak lama Senja pun beranjak pulang.
“Aku rindu punya teman bicara seperti tadi, tapi kata orang,
sendiripun aku tidak akan mati”
-Jakarta dengan ambar di kalasenja.
cerita singkat tentang Senja
Langit begitu terik siang ini,
Senja duduk diam, merenung. menikmati segelas kopi hitam.
ditemani sendiri, diiringi rasa sakit hati.
Senja duduk diam, merenung. menikmati segelas kopi hitam.
ditemani sendiri, diiringi rasa sakit hati.
-
Senja senang sendiri, kemudian
diam, membayangkan andai hal hal indah terjadi ke dalam hidupnya, seperti orang lain.
Senja senang sendiri, kemudian
diam, membayangkan andai hal hal indah terjadi ke dalam hidupnya, seperti orang lain.
-
Bahagia begitu mudah menyerang orang lain, dan melewati senja.
Senja suka sekali memuji dalam diam, memuja dengan berlebihan.
dan seringkali begitu bingung,
manakala hal itu tidak senja rasakan dari akarnya sendiri.
Sesulit itukah membuat anakmu bahagia dengan pelukan? dengan ciuman di dua pipinya meskipun sudah terlanjur dewasa dengan kesendirian?
Sebegitu beratkah tanganmu untuk terbuka untuk menyambut anakmu pulang?
Semudah itukah membuang umpatan --
setiap saat tanpa melihat jika diapun masih memiliki batas sepertimu?
Bahagia begitu mudah menyerang orang lain, dan melewati senja.
Senja suka sekali memuji dalam diam, memuja dengan berlebihan.
dan seringkali begitu bingung,
manakala hal itu tidak senja rasakan dari akarnya sendiri.
Sesulit itukah membuat anakmu bahagia dengan pelukan? dengan ciuman di dua pipinya meskipun sudah terlanjur dewasa dengan kesendirian?
Sebegitu beratkah tanganmu untuk terbuka untuk menyambut anakmu pulang?
Semudah itukah membuang umpatan --
setiap saat tanpa melihat jika diapun masih memiliki batas sepertimu?
-
Kata kata itu sudah merasuk sejak dulu, tanpa pernah Senja menemukan jawabannya.
"Percuma"
-
Kemudian
Senja duduk diam, selalu merenung, menghabiskan segelas kopi hitam, mengetahui bahwa rasa sakit hati sudah mengendap diam diam untuk mencuri bahagianya sebagian.
Senja mempersilahkannya.
"Ambil saja, merekapun tidak akan perduli"
Kata kata itu sudah merasuk sejak dulu, tanpa pernah Senja menemukan jawabannya.
"Percuma"
-
Kemudian
Senja duduk diam, selalu merenung, menghabiskan segelas kopi hitam, mengetahui bahwa rasa sakit hati sudah mengendap diam diam untuk mencuri bahagianya sebagian.
Senja mempersilahkannya.
"Ambil saja, merekapun tidak akan perduli"
memilih bahagia.
Momen momen yang tidak palsu,
kebahagiaan merasuk sendiri tanpa diminta.
-
Ambar sedang bahagia dan tidak ingin segera berakhir.
begitu terus setiap hari, sampai menutup mata setiap malam adalah hal yang menyakitkan.
Ambar tidak kenal euphoria ini sebelumnya.
Ambar tidak mau tahu kapan berakhirnya. Ambar menjadi sosok yang egois.
"Aku tidak mau bahagiaku ini diambil. Aku hanya mau menikmati ini setiap hari tanpa pada akhirnya membuat cedera.
"Amin"
Ucapnya menutup hari yang panjang sebelum tidur, berisikan doa doa manis tentang masa yang sedang dinikmati dan tidak ingin berakhir.
--
beberapa kali rasa sedih itu muncul karena bahagia yang seringkali berlebihan. tapi Ambar tahu, dengan ini akan membuat bahagia lebih lagi.
"Aku nikmati saja seperti besok aku akan bunuh diri"
-Jakarta, 8 Mei 2018.
Kamis, Oktober 06, 2016
Ruang Peluk
Sepercik harapan hadir kembali di kala Senja hampir mati
Genggaman tangan yang erat selalu membuat Senja ingin
kembali ke pelukannya cepat cepat
Harapan yang sudah lama hilang memang belum semuanya kembali,
tapi perlahan, ditaburkannya lagi dengan hangat
Cinta bukan datang secepat ini, tapi sedang dalam perjalanan
untuk kembali
Bagaimana cara semua ini bisa terjadi hanya semesta yang
tahu
Memang saat Senja bercerita ini, semuanya belum kembali
bahkan belum melangkah sedikit lebih pasti
Tapi seberat beratnya perjalanan Senja, setidaknya dia tak
sendiri lagi
Senja perlahan bisa kembali bersyukur atas hidupnya saat
ini.
Ada tangan yang menggenggam erat, ada tubuh yang menerima
pelukan dan isak tangis, ada hati yang bisa menerima Senja, apa adanya, tanpa
paksaan,
tanpa ancaman akan meninggalkan apapun yang terjadi
Terimakasih,
-Senja.
Kamis, Juni 30, 2016
lagi mengenai Senja.
Akan ada saatnya dimana yang jahat akan terbunuh dengan
tangannya sendiri. Terbunuh oleh orang yang sibuk mereka bela padahal tidak
sepantasnya dibela.
Bahkan diberi nafaspun tidak pantas.
Akan ada saatnya dimana pahlawan kesiangan di tindas habis
oleh waktu.
Akan tiba saatnya dimana gelak tawa diatas penderitaanmu
terbalas dengan kematian jiwa mereka sendiri, dan digantikan dengan tangisan
yang akan mereka rasakan seumur hidup. Seumur hidup.
Sabar.
Suatu saat dunia yang menutup mata kepadamu akan menyadari
bahwa apa yang diucapkan oleh mereka semuanya adalah kepalsuan. Dan bukan kamu
yang pantas mati, tapi mereka.
Mereka yang pantas dihunus jantungnya, mereka yang seharusnya
ditikam berkali kali.
Mereka yang sewajarnya dibunuh oleh waktu. Bukan kamu.
Tunggu saja.
Saat itu sebentar lagi tiba. Kamu hanya perlu bersabar. Tidak
ada jalan lain.
Hanya bersabar.
Bersabar dan terus menerus bersabar dengan segala kejahatan
dan kemunafikan yang mereka kunyah sampai nantinya habis, sehingga mereka
kelaparan dan memakan tangannya sendiri. Memakan sampai habis. Kemudian mati. Karena
kematian bukan jalanmu. Tapi jalan mereka.
Kamu hanya pantas untuk bahagia.
Biarlah saat ini kehidupanmu hanya diisi dengan tangis dan
dendam.
Mereka yang akan menuai hasilnya.
Bersabarlah, Senja.
sekilas tentang Senja
Senja itu
terlanjur kuat
Hidup sendiri
bukan masalah besar untuk seorang Senja,
Seluruh dunia mati pun bukan suatu hal yang membuatnya hancur.
Senja sudah
terbiasa hidup sendiri diantara orang orang yang seharusnya selalu ada.
Mereka bukan
sibuk menyayangi tapi malah menghancurkan.
Senja bilang,
jangan salahkan dirinya jika suatu saat mereka tergeletak tak bernyawa namun
Senja hanya melewatinya dengan senyuman.
Karena mereka memang pantas untuk itu.
Senja kepalang
kuat.
Senja tidak
mati tanpa kalian,
Kalian yang
mati.
Senin, Maret 28, 2016
tidak ada.
aku sudah berusaha pergi sejak lama, tapi belum bisa.
malam ini jadi malam yang panjang untuk aku dan kita, tanpa kamu.
karena memang hanya aku yang sibuk memikirkan kita.
dan sepertinya yang tadi terjadi adalah yang terakhir.
semestaku berkali kali memberi tanda jangan.
tapi aku berfikir itu hanya pencobaan.
lalu aku berfikir lagi malam ini,
ternyata itu bukan sekedar pencobaan.
itu pertanda bahwa memang, gelap tak bisa bersatu dengan terang.
bandung-29.3,05.
malam ini jadi malam yang panjang untuk aku dan kita, tanpa kamu.
karena memang hanya aku yang sibuk memikirkan kita.
dan sepertinya yang tadi terjadi adalah yang terakhir.
semestaku berkali kali memberi tanda jangan.
tapi aku berfikir itu hanya pencobaan.
lalu aku berfikir lagi malam ini,
ternyata itu bukan sekedar pencobaan.
itu pertanda bahwa memang, gelap tak bisa bersatu dengan terang.
bandung-29.3,05.
Selasa, Februari 16, 2016
beradu dengan jarak.
Ada bunyi lonceng kereta api hari itu, tanda di mana kereta harus
segera pergi,
tanda di mana kamu juga harus pergi.
Air mata yang di tahan dari malam malam sebelumnya sudah tidak bisa
dibendung lagi,
bersamaan dengan datangnya hujan sore itu.
Pada mulanya berpikir untuk berjalan jauhpun tidak.
Semuanya
diawali dengan pertanyaan bodoh, yang harusnya tidak berakhir pada hari hari
yang diwarnai dengan senyuman.
Semuanya di luar ekspektasi.
Jika masih ada pada masa itu,
yang ada hanya “mana mungkin?” sampai kepada waktu yang telah di putuskan oleh
semesta, waktu dimana mata melihat mata, peluk dibalas peluk, rindu dibalas
bertemu.
Sosok ini begitu sederhana, begitu sederhana sampai hati ini
bisa jatuh dan mencintai begitu mudah. Tidak seperti biasanya.
Namun sayangnya hari hari yang singkat itu berjalan bahkan berlari.
Waktu seakan
tidak bisa mengerti.
Pada saat itu, pertama kalinya membenci waktu yang
berjalan terlalu cepat.
Sampai kepada perpisahan yang tidak diinginkan. Benar benar
tidak diinginkan, tapi harus tetap dijalani karena yakin, perpisahan mendekatkan
pada pertemuan berikutnya.
Semoga kamu tidak lupa, selalu ada raga yang menunggu
pelukan hangat itu lagi, selalu ada jiwa yang merindukanmu, selalu ada hati yang
menunggu.
Menunggu di peron itu lagi, menunggu malam cepat berganti
menjadi pagi,
Iya, menunggu kamu datang lagi.
Tapi, bagaimana jika semua ini harus berhenti?
Bahkan untung membayangkan hal itu saja, tidak bisa.
(penulis hanya mencintai satu pria dalam tulisannya-unknown)
Selasa, Februari 02, 2016
cerita tentang segelas teh panas hujan hujan
Saya sedang duduk diam, merasakan dinginnya hujan, ditemani
segelas teh panas, diiringi rasa rindu yang semakin merajam benak. Saya sedang
berkelahi dengan rindu yang tidak tahu kapan berakhir.
Mungkin berakhir ketika kita sudah bertemu, kemudian kembali
membunuh karena rasanya semakin menjadi jadi. Saya memang seringkali terlihat
angkuh, marah, dan tidak perduli dengan kamu. Tapi apakah kamu tau bahwa
keberadaanmu itu membuat saya tidak mau jauh jauh?
Hanya kamu yang bisa bersabar ketika semua orang hanya ingin
meninggalkan saya. Hanya kamu yang bisa memaklumi apabila saya sedang di serang
oleh apapun yang seringkali membuat raga ini hanya ingin berhenti dan mati. Bahkan
hanya kamu yang mau melihat saya tanpa bedak, tanpa pemerah pipi, tanpa
lipstick, tanpa harapan, dan pernah tanpa masa depan.
Saya adalah orang yang yakin bahwa kamu akan menjadi
pelabuhan terakhir saya, yang kemudian kamu pun menginginkan hal yang sama.
Kamu tau? Senyum yang kamu buat itu, yang bisa membuat saya
selalu jatuh cinta, selalu bisa tersenyum, selalu kembali memupuk harapan
sedikit demi sedikit, lalu semakin jatuh cinta.
Berpisah dengan kamu, tidak pernah lama lama.
Tapi tidak pernah sesakit ini.
Sebelum saya tau kamu, saya begitu suka pergi sendiri. Bukan
saya benci bercengkrama, hanya seringkali bepergian dengan diri sendiri membuat
saya kembali belajar mencintai diri sendiri.
Setelah saya mengenal kamu, senyummu, tingkah lakumu, pergi
bersamamu menjadi layaknya saya berjalan dengan diri sendiri, membuat saya kembali
belajar mencintai diri sendiri.
Sampai pada titik bahwa saya tidak mau yang lain. Saya hanya
mau kamu bahagia.
Tidak apa bila pada akhirnya, bahagiamu bukan aku.
Segelas teh panas ini hampir habis, sudah saatnya saya masuk
ke dalam selimut, untuk kembali menikmati tawamu dalam mimpi, tanpa harus kamu
tau apa yang saya bicarakan dengan semesta malam ini. Selamat tidur.
Senin, Januari 25, 2016
peran.
Menentukan akhir dari sebuah hubungan itu bukan perkara
mudah.
Belum masuk dalam batasannya saja, sudah membuat ingin
mundur.
Kenapa semua harus berakhir seperti itu?
Kenapa harus di akhiri dengan cincin yang tersemat di
jari manis untuk menandakan bahwa
perjalanan yang baru akan di mulai lagi dan kamu tidak akan bisa kemana
mana?
Pikiran ini muncul ketika aku menapaki usia yang matang dan
melihat hampir semua teman-temanku memutuskan berkeluarga di usia yang cukup
dini.
Di dalam benak ini, sebegitu kuatkah rasa cinta di antara
kalian sampai sampai membuang pikiran tentang menjadi “seseorang”-nya orang lain sampai mati?
Dari kecil hingga memasuki usia cukup, kita menjadi anak
dari orang tua
Ketika memutuskan untuk menikah, kita adalah istri dan
ibu, suami dan ayah.
Lalu kapan menjadi diri sendiri tanpa melibatkan status?
Begitu lelahnya menjadi seorang anak untuk keluarga
tertentu, segelintir pekerjaan rumah yang harus diimbangi akademi yang baik,
berjuta masalah dan ketidak cocokan dengan orang tua yang mungkin masih kolot
dan tidak bisa memberi kebebasan yang bertanggung jawab. Mungkin ini salah satu
alasan beberapa orang memutuskan untuk menikah muda, agar lepas dari beban
sebagai anak.
Begitu muaknya menjadi seorang suami ketika memiliki
pasangan hidup yang penuh dengan tuntutan dan banyak anak, bekerja pagi hingga
malam dan di akhir bulan ketika mendapat haknya, harus mengubahnya dengan cepat
menjadi kewajiban, dan pada akhirnya di berikan untuk perut anak dan istrinya.
Ketika ingin memiliki waktu sebentar saja untuk diri
sendiri, istri menuntut dan berkata “tidak ada waktu untuk keluarga”.
Begitu muaknya menjadi seorang istri ketika memiliki anak
yang selalu memiliki masalah dan suami yang menuntut untuk di siapkan ini itu,
dan segelintir tugas lain yang tidak akan pernah berakhir seumur hidup, di
tambah tidak berhubungan baik dengan keluarga suaminya. Ketika ingin memiliki
waktu untuk diri sendiri? Ibu dari suamimu akan berkata kamu adalah perempuan
tidak benar dan gagal menjadi ibu dan istri.
Untuk apa ini semua?
Untuk apa memberikan seluruh hidupmu untuk orang lain
terus menerus?
Bagaimana rasanya letih namun tetap harus menyelesaikan
semuanya dengan baik tanpa boleh mengeluh sama sekali, tanpa boleh di beri
waktu untuk kembali bercinta dengan diri sendiri?
Semua itu bukan perkara umur, namun perkara kesiapan.
Kapan dan bagaimana caranya supaya siap? Ya mungkin tidak
semua orang mendapatkan jawabannya sehingga memutuskan untuk tetap sendiri
sampai waktunya nanti.
Tunggu saja sampai pikiran ini semua berganti dengan
yang lebih baik
Kamis, September 24, 2015
redamlah.
Pagi itu Aluna mengungkapkan
semuanya,
”Mereka hancurkan semuanya. Mereka
ambil semuanya. Aku sudah tidak punya teman bicara. Bicara dengan diriku
sendiripun aku sudah lelah.”
“Bicara dengan mereka? Aku tidak
mau jika akhirnya hanya dipersalahkan terus, lagi dan lagi karena apa yang aku
lakukan dulu.”
Kemudian aku berbisik kepadanya,
“Ada aku, yang selalu berjanji tidak pernah
menyakitimu apalagi membahas masa lalumu. Hidup di masa ini tapi berpegang masa
lalu itu hanya dilakukan orang bodoh yang hanya memiliki tameng itu untuk
menekanmu. Bersabarlah, jangan bunuh diri”
Saat itu ku kira kebenciannya sudah
mereda, tapi ternyata tidak, katanya lagi..
“Rasa benci ini sudah ada diujung
rambut. Benar benar sudah tidak ada lagi rasa untuk mereka. Mereka yang
memupukkan semua ini kepadaku hari demi hari. Ya, aku tahu aku salah. Lalu? Apa
itu menjadi alas an untuk mereka memperlakukanku seperti binatang? Bahkan lebih
hina dari itu. Mereka memperlakukan aku sesuka hati mereka. Aku yakin jika ada
orang yang seperti aku, mereka tidak akan bertahan hidup selama aku. Cobalah
berkaca, setahuku yang tidak berhati seperti kalian itulah binatangnya. Bahkan
binatangpun masih punya hati, kalian? Tau sendiri jawabannya. Aku hanya
menjalankan kewajiban sembari menunggu waktu. Membayar semua kesalahanku,
sebisaku, selelahku. Setelah itu, biarkan semesta bekerja. Karena semesta tahu
apa yang jiwa ini mau. Aku mau tidak ada mereka lagi di hidupku”
Akupun tertegun,
Sebenci itukah
dia dengan hidupnya?
Mengapa ada orang orang yang tega melakukan itu kepadanya?
Supaya dia jera?
Iya, dia memang jera, sekaligus
membenci kalian dan dirinya sendiri.
Ya.. biarkan semesta yang
membalas.
Karena hukuman yang kalian
berikan sudah melebihi batas.
Untung saja Aluna seringkali
menghadapinya dengan senyum meskipun aku tahu, di dalam hatinya sudah mati
rasa.
Dini hari kemarin.
Senin, Oktober 27, 2014
they will take me to nirvana
Tuhan memberikan aku cinta ketika aku benar benar ingin
pergi
Semua kenikmatan duniawi seakan akan menghampiri, tepat
ketika waktu itu sebentar lagi kuhampiri
Seakan akan Dia meminta secara halus untuk aku jangan pergi
Aku tidak tau lagi harus kemana, aku tidak bisa menghentikan
waktu
Semuanya sudah terlambat
Terlambat untuk kembali ke permukaan
Terlambat untuk mengulang
Terlambat untuk mengembalikan cinta yang akan hilang jika
semua ini dilontarkan
Aku memang tetap harus pergi
Terimakasih untuk cinta bertubi tubi yang disampaikan lewat
kata, lewat mata, semuanya
lebih dari cukup.
Aku akan tetap melihat kalian dari jauh
Dengan caraku.
Terimakasih.
Sabtu, Oktober 04, 2014
3-2-1
menghitung detik yang berkurang semakin cepat
merasakan nafas yang mulai berhenti sedikit sedikit
melihat apa yang sebentar lagi tak bisa dilihat
lagi lagi aku bilang,
mari berbuat baik lebih banyak
karena waktu sudah tak lama lagi.
salam.
merasakan nafas yang mulai berhenti sedikit sedikit
melihat apa yang sebentar lagi tak bisa dilihat
lagi lagi aku bilang,
mari berbuat baik lebih banyak
karena waktu sudah tak lama lagi.
salam.
Selasa, Agustus 05, 2014
Baiknya,
Menangis saja, jangan bunuh diri
Menangis sekuat kuatnya
Teriak sekencang kencangnya
Bernyanyilah terus menerus
Sambil menangis, sampai air matamu habis.
Lakukan apa saja, asal jangan bunuh diri.
Ketika kamu pulang, tidak ada lagi tawa orang orang
kesayanganmu.
Tidak ada lagi ibu yang menjahit kain setiap malam hari
Tidak ada lagi ayah yang duduk manis di ruang tamu setiap
akhir minggu
Tidak ada lagi adik adik yang seringkali membuatmu kesal
namun penuh cinta
Ketika kamu pulang, belum tentu kamu akan bertemu orang
orang yang terdahulu pulang
Bukankah semua kembali tidak mengenali sosok masing masing
ketika disana?
Hey, bunuh diri tidak semudah itu.
Maka menangis saja, karena hal itu mudah.
Menangis saja manis,
...Jangan bunuh diri.
Kamis, Juli 03, 2014
Abraham
ketika nanti aku sudah pergi, entah kemanapun itu,
aku berharap akan selalu ada mata yang memperhatikan kamu.
akan selalu ada tangan yang memelukmu erat
selalu ada tawa karena lelucon polosmu yang menurutmu, bukan lelucon.
saat waktunya tiba nanti,
aku mau kamu duduk manis disampingku. dan diam.
aku ingin kamu tidak lagi menyebutku dalam harimu,
aku hanya ingin kamu menyebutku dalam doamu.
maaf jika janji untuk menjagamu sampai mati harus kuakhiri jika sudah waktunya.
apabila masih ada waktu, aku pasti selalu menjagamu.
selalu memberikan mata untuk memperhatikan kamu.
nanti,
aku akan terus memperhatikanmu, memelukmu erat, tertawa sampai menangis.
dari jauh.
entah dari manapun itu.
aku berharap akan selalu ada mata yang memperhatikan kamu.
akan selalu ada tangan yang memelukmu erat
selalu ada tawa karena lelucon polosmu yang menurutmu, bukan lelucon.
saat waktunya tiba nanti,
aku mau kamu duduk manis disampingku. dan diam.
aku ingin kamu tidak lagi menyebutku dalam harimu,
aku hanya ingin kamu menyebutku dalam doamu.
maaf jika janji untuk menjagamu sampai mati harus kuakhiri jika sudah waktunya.
apabila masih ada waktu, aku pasti selalu menjagamu.
selalu memberikan mata untuk memperhatikan kamu.
nanti,
aku akan terus memperhatikanmu, memelukmu erat, tertawa sampai menangis.
dari jauh.
entah dari manapun itu.
Rabu, Juni 25, 2014
sebentar lagi.
sedang mengatur waktu dan hari yang tepat.
yang akan tertera di dalam ukiran
untuk memulai akhir
yang mungkin tidak lama lagi
mulai berbuat baik lebih banyak
supaya bisa memulai hidup baru disana.
mengurangi dengki,
supaya cukup nyali untuk yakin bisa ke dunia baru itu.
ketika mereka membaca ini dikemudian hari,
aku ingin mereka tersenyum diiringi air mata kesedihan.
sedih karena tidak akan ada aku lagi di hari esok,
tersenyum karena waktu mereka dengan aku sudah cukup.
selamat datang, tinggal.
yang akan tertera di dalam ukiran
untuk memulai akhir
yang mungkin tidak lama lagi
mulai berbuat baik lebih banyak
supaya bisa memulai hidup baru disana.
mengurangi dengki,
supaya cukup nyali untuk yakin bisa ke dunia baru itu.
ketika mereka membaca ini dikemudian hari,
aku ingin mereka tersenyum diiringi air mata kesedihan.
sedih karena tidak akan ada aku lagi di hari esok,
tersenyum karena waktu mereka dengan aku sudah cukup.
selamat datang, tinggal.
Jumat, Mei 16, 2014
lalu bagaimana jika kita berbeda?
kata ini muncul, begitu nyata
bukan lagi sebuah siluet semu yang dihinggapi fatamorgana
klasik.
"bagaimana jika kita berbeda?"
apa yang sudah berbeda, biarkan saja.
jangan jadikan itu sebagai penghalang terbesarmu
bahkan batu besarpun bisa hancur hanya karena setitik air, yang diberikan terus menerus.
proses.
semua ada waktunya.
bukan berarti jiwa jiwa itu tidak mencintai kepercayaannya masing masing,
mereka percaya, makanya masih bertahan dengan perbedaan.
sampai satu ketika dihadapkan pada pilihan, berjalan dengan perbedaan, mengikuti, diikuti, atau diakhiri
jika belum siap dengan itu, maka jangan memulai.
jika mencintai tetapi tidak siap dengan itu, jalani, namun dengan langkah yang pasti.
memulai sesuatu dengan perbedaan itu membutuhkan pemikiran.
kapal dengan dua nahkoda? butuh kesepakatan untuk berjalan bersama kan.
karena seharusnya pertanyaan itu tidak perlu muncul.
untuk apa?mencari sebuah pembelaan?
tidak.
bukan lagi sebuah siluet semu yang dihinggapi fatamorgana
klasik.
"bagaimana jika kita berbeda?"
apa yang sudah berbeda, biarkan saja.
jangan jadikan itu sebagai penghalang terbesarmu
bahkan batu besarpun bisa hancur hanya karena setitik air, yang diberikan terus menerus.
proses.
semua ada waktunya.
bukan berarti jiwa jiwa itu tidak mencintai kepercayaannya masing masing,
mereka percaya, makanya masih bertahan dengan perbedaan.
sampai satu ketika dihadapkan pada pilihan, berjalan dengan perbedaan, mengikuti, diikuti, atau diakhiri
jika belum siap dengan itu, maka jangan memulai.
jika mencintai tetapi tidak siap dengan itu, jalani, namun dengan langkah yang pasti.
memulai sesuatu dengan perbedaan itu membutuhkan pemikiran.
kapal dengan dua nahkoda? butuh kesepakatan untuk berjalan bersama kan.
karena seharusnya pertanyaan itu tidak perlu muncul.
untuk apa?mencari sebuah pembelaan?
tidak.
ambil saja semua. dia bilang dia sudah ikhlas.
ini bukan tentang adam dan hawa, ini tentang lingkaran kecil
mengenai dia yang hanya bisa dicurahkan melalui, aku.
sudah cukup untuk dia.
tidak ada lagi hasrat untuk mengikuti permainanmu
terlampau lama..
terimakasih untuk selalu membuat mereka memandang dia sebelah mata
terimakasih untuk selalu berhasil mempermainkan kata,
sampai pada akhirnya dia yang ada ditempat seharusnya kau berada.
untuk segala caramu untuk mematikan rasa.
dia bilang, untuk apa kau panjatkan begitu banyak doa,
tetapi untuk memanjatkan sedikit simpatimu untuk manusia pun, tidak bisa.
Tuhan akan semakin jauh jika Dia melihat kau tidak bisa merangkul sesamamu.
bahkan diapun berucap terimakasih melalui aku,
untuk satu satunya cinta yang dia punya,
yang berhasil kau rebut dengan manisnya
karena kau tau, bagaimana cara menghancurkan dia
perlahan lahan.
semoga Tuhan menyayangi kamu selalu,
ambil saja semua, setahuku dia bilang dia sudah ikhlas.
selamat menikmati hasil rajamu untuk dia,
semoga tidak berbalik arah.
mengenai dia yang hanya bisa dicurahkan melalui, aku.
sudah cukup untuk dia.
tidak ada lagi hasrat untuk mengikuti permainanmu
terlampau lama..
terimakasih untuk selalu membuat mereka memandang dia sebelah mata
terimakasih untuk selalu berhasil mempermainkan kata,
sampai pada akhirnya dia yang ada ditempat seharusnya kau berada.
untuk segala caramu untuk mematikan rasa.
dia bilang, untuk apa kau panjatkan begitu banyak doa,
tetapi untuk memanjatkan sedikit simpatimu untuk manusia pun, tidak bisa.
Tuhan akan semakin jauh jika Dia melihat kau tidak bisa merangkul sesamamu.
bahkan diapun berucap terimakasih melalui aku,
untuk satu satunya cinta yang dia punya,
yang berhasil kau rebut dengan manisnya
karena kau tau, bagaimana cara menghancurkan dia
perlahan lahan.
semoga Tuhan menyayangi kamu selalu,
ambil saja semua, setahuku dia bilang dia sudah ikhlas.
selamat menikmati hasil rajamu untuk dia,
semoga tidak berbalik arah.
Minggu, April 20, 2014
SAM.
sejak pertama aku melihat dia, mungkin aku sudah lupa kapan.
aku cinta senyumnya, perawakannya, leluconnya, semua.
semakin hari, aku semakin mengenal dia.
walaupun dulu seringkali dia pergi melintas benua, tapi aku tau itu untuk aku
aku jatuh cinta setengah mati pada sosok ini. sejak awal, sampai detik ketika aku menulis ini.
tidak ada yang bisa menggantikan dia sampai kapanpun. tidak akan pernah ada.
karena hanya dia yang bisa membuat aku jatuh cinta berkali kali
hanya dia yang bisa buat aku langsung berurai air mata, kemudian tertawa terbahak bahak
hanya dia yang tau bagaimana cara membuat aku berhenti marah
hanya dia yang paling tau bagaimana membuat aku seharian tersenyum, kadangkala seharian menangis
apapun akan aku lakukan untuk bisa terus bersama sama denganmu.
i love you.
aku cinta senyumnya, perawakannya, leluconnya, semua.
semakin hari, aku semakin mengenal dia.
walaupun dulu seringkali dia pergi melintas benua, tapi aku tau itu untuk aku
aku jatuh cinta setengah mati pada sosok ini. sejak awal, sampai detik ketika aku menulis ini.
tidak ada yang bisa menggantikan dia sampai kapanpun. tidak akan pernah ada.
karena hanya dia yang bisa membuat aku jatuh cinta berkali kali
hanya dia yang bisa buat aku langsung berurai air mata, kemudian tertawa terbahak bahak
hanya dia yang tau bagaimana cara membuat aku berhenti marah
hanya dia yang paling tau bagaimana membuat aku seharian tersenyum, kadangkala seharian menangis
apapun akan aku lakukan untuk bisa terus bersama sama denganmu.
i love you.
Langganan:
Postingan (Atom)