Senin, Agustus 13, 2018

Adam yang adalah penipu.

Senja selalu hanya bisa diam,
Mendengar kebenaran yang sudah diketahui kebohongannya.
Apapun, itu semua sama saja.
Senja tidak bisa lagi berkata-kata.
Memang seharusnya mungkin tidak perlu di mulai.
Dimulaipun akhirnya hanya kepalsuan.
Sebagaimanapun bentuknya,
Sebagaimanapun indahnya,
Sebagaimanapun manisnya,
Adam hanyalah jiwa yang tidak bisa mati dan selalu sama namun hidup di dalam tubuh yang berbeda.

Selasa, Mei 08, 2018

CERITA TANPA UPAYA


Ambar begitu menjadi idaman di kala Senja melihatnya, 
rambut tergerai panjang dengan warna cokelat tua, wajah khas Indonesia dengan bibir penuh dan mata yang tajam,
Dan dengan sedikit siratan bahwa di dalam hatinya menyimpan sendu.
-
Tidak perlu mengenal lebih dekat saja Senja begitu ingin menjadi Ambar beberapa tahun lagi.
-
“hai kak, meja lain penuh. bisa duduk disini?”
Ambar begitu dingin, “silahkan”
-
Tidak terjadi apapun sampai akhirnya Ambar terpaksa bilang, “boleh pinjam powerbank sebentar?”
“ini”
“ko kamu sendiri?”
Ambar dengan gamang memulai pertanyaan klise.
Senja dengan ramah menjawab, “aku suka pergi sendiri",
“Sama.”
Obrolanpun begitu larut, Senja seperti Ambar yang seperti Senja.
-
Dua jam berlalu, Ambar pamit pulang.
-
Senja menulis singkat di dalam telepon genggamnya,
"Aku mau jadi seperti kak Ambar, cantik, bersahaja, karier bagus, berusaha keras untuk membahagiakan adiknya, dan sepertinya sendiri bukan menjadi hal yang tabu. Padahal dia sudah 30 tahun."
 -
Begitupun dengan Ambar,
"Senja adalah aku beberapa tahun silam. Nama yang indah, wajah yang cantik. Jangan sampai dia larut dalam kesendirian terlalu lama. Andai aku bisa bilang, “sendiri itu menyakitkan, Senja. akan sekuat apa jiwamu menahan semua beban sampai mati?”"
 -
Tidak lama Senja pun beranjak pulang.
“Aku rindu punya teman bicara seperti tadi, tapi kata orang, sendiripun aku tidak akan mati”




-Jakarta dengan ambar di kalasenja.

cerita singkat tentang Senja

Langit begitu terik siang ini,
Senja duduk diam, merenung. menikmati segelas kopi hitam.
ditemani sendiri, diiringi rasa sakit hati.
-
Senja senang sendiri, kemudian
diam, membayangkan andai hal hal indah terjadi ke dalam hidupnya, seperti orang lain.
-
Bahagia begitu mudah menyerang orang lain, dan melewati senja.
Senja suka sekali memuji dalam diam, memuja dengan berlebihan.
dan seringkali begitu bingung,
manakala hal itu tidak senja rasakan dari akarnya sendiri.
Sesulit itukah membuat anakmu bahagia dengan pelukan? dengan ciuman di dua pipinya meskipun sudah terlanjur dewasa dengan kesendirian?
Sebegitu beratkah tanganmu untuk terbuka untuk menyambut anakmu pulang?
Semudah itukah membuang umpatan --
setiap saat tanpa melihat jika diapun masih memiliki batas sepertimu?
-
Kata kata itu sudah merasuk sejak dulu, tanpa pernah Senja menemukan jawabannya.
"Percuma"
-
Kemudian
Senja duduk diam, selalu merenung, menghabiskan segelas kopi hitam, mengetahui bahwa rasa sakit hati sudah mengendap diam diam untuk mencuri bahagianya sebagian.
Senja mempersilahkannya.
"Ambil saja, merekapun tidak akan perduli"



memilih bahagia.

Momen momen yang tidak palsu, 
kebahagiaan merasuk sendiri tanpa diminta.

-

Ambar sedang bahagia dan tidak ingin segera berakhir.
begitu terus setiap hari, sampai menutup mata setiap malam adalah hal yang menyakitkan.

Ambar tidak kenal euphoria ini sebelumnya.
Ambar tidak mau tahu kapan berakhirnya. Ambar menjadi sosok yang egois.

"Aku tidak mau bahagiaku ini diambil. Aku hanya mau menikmati ini setiap hari tanpa pada akhirnya membuat cedera.

"Amin"
Ucapnya menutup hari yang panjang sebelum tidur, berisikan doa doa manis tentang masa yang sedang dinikmati dan tidak ingin berakhir.

-- 
beberapa kali rasa sedih itu muncul karena bahagia yang seringkali berlebihan. tapi Ambar tahu, dengan ini akan membuat bahagia lebih lagi.

"Aku nikmati saja seperti besok aku akan bunuh diri"


-Jakarta, 8 Mei 2018.

Kamis, Oktober 06, 2016

Ruang Peluk

Sepercik harapan hadir kembali di kala Senja hampir mati
Genggaman tangan yang erat selalu membuat Senja ingin kembali ke pelukannya cepat cepat
Harapan yang sudah lama hilang memang belum semuanya kembali, tapi perlahan, ditaburkannya lagi dengan hangat
Cinta bukan datang secepat ini, tapi sedang dalam perjalanan untuk kembali
Bagaimana cara semua ini bisa terjadi hanya semesta yang tahu
Memang saat Senja bercerita ini, semuanya belum kembali bahkan belum melangkah sedikit lebih pasti
Tapi seberat beratnya perjalanan Senja, setidaknya dia tak sendiri lagi
Senja perlahan bisa kembali bersyukur atas hidupnya saat ini.
Ada tangan yang menggenggam erat, ada tubuh yang menerima pelukan dan isak tangis, ada hati yang bisa menerima Senja, apa adanya, tanpa paksaan, 
tanpa ancaman akan meninggalkan apapun yang terjadi
Terimakasih, 
-Senja.

Kamis, Juni 30, 2016

lagi mengenai Senja.

Akan ada saatnya dimana yang jahat akan terbunuh dengan tangannya sendiri. Terbunuh oleh orang yang sibuk mereka bela padahal tidak sepantasnya dibela. 
Bahkan diberi nafaspun tidak pantas.
Akan ada saatnya dimana pahlawan kesiangan di tindas habis oleh waktu.
Akan tiba saatnya dimana gelak tawa diatas penderitaanmu terbalas dengan kematian jiwa mereka sendiri, dan digantikan dengan tangisan yang akan mereka rasakan seumur hidup. Seumur hidup.
Sabar.
Suatu saat dunia yang menutup mata kepadamu akan menyadari bahwa apa yang diucapkan oleh mereka semuanya adalah kepalsuan. Dan bukan kamu yang pantas mati, tapi mereka.
Mereka yang pantas dihunus jantungnya, mereka yang seharusnya ditikam berkali kali.
Mereka yang sewajarnya dibunuh oleh waktu. Bukan kamu.
Tunggu saja.
Saat itu sebentar lagi tiba. Kamu hanya perlu bersabar. Tidak ada jalan lain.
Hanya bersabar.
Bersabar dan terus menerus bersabar dengan segala kejahatan dan kemunafikan yang mereka kunyah sampai nantinya habis, sehingga mereka kelaparan dan memakan tangannya sendiri. Memakan sampai habis. Kemudian mati. Karena kematian bukan jalanmu. Tapi jalan mereka.
Kamu hanya pantas untuk bahagia.
Biarlah saat ini kehidupanmu hanya diisi dengan tangis dan dendam.
Mereka yang akan menuai hasilnya.

Bersabarlah, Senja.

sekilas tentang Senja

Senja itu terlanjur kuat
Hidup sendiri bukan masalah besar untuk seorang Senja,
Seluruh dunia mati pun bukan suatu hal yang membuatnya hancur.
Senja sudah terbiasa hidup sendiri diantara orang orang yang seharusnya selalu ada.
Mereka bukan sibuk menyayangi tapi malah menghancurkan.
Senja bilang, jangan salahkan dirinya jika suatu saat mereka tergeletak tak bernyawa namun Senja hanya melewatinya dengan senyuman. 
Karena mereka memang pantas untuk itu.
Senja kepalang kuat.
Senja tidak mati tanpa kalian,

Kalian yang mati.

Senin, Maret 28, 2016

tidak ada.

aku sudah berusaha pergi sejak lama, tapi belum bisa.
malam ini jadi malam yang panjang untuk aku dan kita, tanpa kamu.
karena memang hanya aku yang sibuk memikirkan kita.
dan sepertinya yang tadi terjadi adalah yang terakhir.
semestaku berkali kali memberi tanda jangan.
tapi aku berfikir itu hanya pencobaan.
lalu aku berfikir lagi malam ini,
ternyata itu bukan sekedar pencobaan.
itu pertanda bahwa memang, gelap tak bisa bersatu dengan terang.


bandung-29.3,05.

Selasa, Februari 16, 2016

beradu dengan jarak.

Ada bunyi lonceng kereta api hari itu, tanda di mana kereta harus segera pergi, 
tanda di mana kamu juga harus pergi.
Air mata yang di tahan dari malam malam sebelumnya sudah tidak bisa dibendung lagi, 
bersamaan dengan datangnya hujan sore itu.

Pada mulanya berpikir untuk berjalan jauhpun tidak. 
Semuanya diawali dengan pertanyaan bodoh, yang harusnya tidak berakhir pada hari hari yang diwarnai dengan senyuman.

Semuanya di luar ekspektasi. 
Jika masih ada pada masa itu, yang ada hanya “mana mungkin?” sampai kepada waktu yang telah di putuskan oleh semesta, waktu dimana mata melihat mata, peluk dibalas peluk, rindu dibalas bertemu.

Sosok ini begitu sederhana, begitu sederhana sampai hati ini bisa jatuh dan mencintai begitu mudah. Tidak seperti biasanya.

Namun sayangnya hari hari yang singkat itu berjalan bahkan berlari. 
Waktu seakan tidak bisa mengerti. 
Pada saat itu, pertama kalinya membenci waktu yang berjalan terlalu cepat.

Sampai kepada perpisahan yang tidak diinginkan. Benar benar tidak diinginkan, tapi harus tetap dijalani karena yakin, perpisahan mendekatkan pada pertemuan berikutnya.
Semoga kamu tidak lupa, selalu ada raga yang menunggu pelukan hangat itu lagi, selalu ada jiwa yang merindukanmu, selalu ada hati yang menunggu.
Menunggu di peron itu lagi, menunggu malam cepat berganti menjadi pagi,
Iya, menunggu kamu datang lagi.

Tapi, bagaimana jika semua ini harus berhenti?
Bahkan untung membayangkan hal itu saja, tidak bisa.







(penulis hanya mencintai satu pria dalam tulisannya-unknown)

Selasa, Februari 02, 2016

cerita tentang segelas teh panas hujan hujan

Saya sedang duduk diam, merasakan dinginnya hujan, ditemani segelas teh panas, diiringi rasa rindu yang semakin merajam benak. Saya sedang berkelahi dengan rindu yang tidak tahu kapan berakhir.
Mungkin berakhir ketika kita sudah bertemu, kemudian kembali membunuh karena rasanya semakin menjadi jadi. Saya memang seringkali terlihat angkuh, marah, dan tidak perduli dengan kamu. Tapi apakah kamu tau bahwa keberadaanmu itu membuat saya tidak mau jauh jauh?
Hanya kamu yang bisa bersabar ketika semua orang hanya ingin meninggalkan saya. Hanya kamu yang bisa memaklumi apabila saya sedang di serang oleh apapun yang seringkali membuat raga ini hanya ingin berhenti dan mati. Bahkan hanya kamu yang mau melihat saya tanpa bedak, tanpa pemerah pipi, tanpa lipstick, tanpa harapan, dan pernah tanpa masa depan.
Saya adalah orang yang yakin bahwa kamu akan menjadi pelabuhan terakhir saya, yang kemudian kamu pun menginginkan hal yang sama.
Kamu tau? Senyum yang kamu buat itu, yang bisa membuat saya selalu jatuh cinta, selalu bisa tersenyum, selalu kembali memupuk harapan sedikit demi sedikit, lalu semakin jatuh cinta.
Berpisah dengan kamu, tidak pernah lama lama.
Tapi tidak pernah sesakit ini.
Sebelum saya tau kamu, saya begitu suka pergi sendiri. Bukan saya benci bercengkrama, hanya seringkali bepergian dengan diri sendiri membuat saya kembali belajar mencintai diri sendiri.
Setelah saya mengenal kamu, senyummu, tingkah lakumu, pergi bersamamu menjadi layaknya saya berjalan dengan diri sendiri, membuat saya kembali belajar mencintai diri sendiri.
Sampai pada titik bahwa saya tidak mau yang lain. Saya hanya mau kamu bahagia.
Tidak apa bila pada akhirnya, bahagiamu bukan aku.

Segelas teh panas ini hampir habis, sudah saatnya saya masuk ke dalam selimut, untuk kembali menikmati tawamu dalam mimpi, tanpa harus kamu tau apa yang saya bicarakan dengan semesta malam ini. Selamat tidur. 

Senin, Januari 25, 2016

peran.

Menentukan akhir dari sebuah hubungan itu bukan perkara mudah.
Belum masuk dalam batasannya saja, sudah membuat ingin mundur.

Kenapa semua harus berakhir seperti itu?

Kenapa harus di akhiri dengan cincin yang tersemat di jari manis untuk menandakan bahwa  perjalanan yang baru akan di mulai lagi dan kamu tidak akan bisa kemana mana?

Pikiran ini muncul ketika aku menapaki usia yang matang dan melihat hampir semua teman-temanku memutuskan berkeluarga di usia yang cukup dini.

Di dalam benak ini, sebegitu kuatkah rasa cinta di antara kalian sampai sampai membuang pikiran tentang  menjadi “seseorang”-nya orang lain sampai mati?

Dari kecil hingga memasuki usia cukup, kita menjadi anak dari orang tua

Ketika memutuskan untuk menikah, kita adalah istri dan ibu, suami dan ayah.

Lalu kapan menjadi diri sendiri tanpa melibatkan status?

Begitu lelahnya menjadi seorang anak untuk keluarga tertentu, segelintir pekerjaan rumah yang harus diimbangi akademi yang baik, berjuta masalah dan ketidak cocokan dengan orang tua yang mungkin masih kolot dan tidak bisa memberi kebebasan yang bertanggung jawab. Mungkin ini salah satu alasan beberapa orang memutuskan untuk menikah muda, agar lepas dari beban sebagai anak.


Begitu muaknya menjadi seorang suami ketika memiliki pasangan hidup yang penuh dengan tuntutan dan banyak anak, bekerja pagi hingga malam dan di akhir bulan ketika mendapat haknya, harus mengubahnya dengan cepat menjadi kewajiban, dan pada akhirnya di berikan untuk perut anak dan istrinya.
Ketika ingin memiliki waktu sebentar saja untuk diri sendiri, istri menuntut dan berkata “tidak ada waktu untuk keluarga”.

Begitu muaknya menjadi seorang istri ketika memiliki anak yang selalu memiliki masalah dan suami yang menuntut untuk di siapkan ini itu, dan segelintir tugas lain yang tidak akan pernah berakhir seumur hidup, di tambah tidak berhubungan baik dengan keluarga suaminya. Ketika ingin memiliki waktu untuk diri sendiri? Ibu dari suamimu akan berkata kamu adalah perempuan tidak benar dan gagal menjadi ibu dan istri.

Untuk apa ini semua?
Untuk apa memberikan seluruh hidupmu untuk orang lain terus menerus?
Bagaimana rasanya letih namun tetap harus menyelesaikan semuanya dengan baik tanpa boleh mengeluh sama sekali, tanpa boleh di beri waktu untuk kembali bercinta dengan diri sendiri?
Semua itu bukan perkara umur, namun perkara kesiapan.


Kapan dan bagaimana caranya supaya siap? Ya mungkin tidak semua orang mendapatkan jawabannya sehingga memutuskan untuk tetap sendiri sampai waktunya nanti. 
Tunggu saja sampai pikiran ini semua berganti dengan yang lebih baik

Kamis, September 24, 2015

redamlah.



Pagi itu Aluna mengungkapkan semuanya,

”Mereka hancurkan semuanya. Mereka ambil semuanya. Aku sudah tidak punya teman bicara. Bicara dengan diriku sendiripun aku sudah lelah.”
“Bicara dengan mereka? Aku tidak mau jika akhirnya hanya dipersalahkan terus, lagi dan lagi karena apa yang aku lakukan dulu.”

Kemudian aku berbisik kepadanya,
 “Ada aku, yang selalu berjanji tidak pernah menyakitimu apalagi membahas masa lalumu. Hidup di masa ini tapi berpegang masa lalu itu hanya dilakukan orang bodoh yang hanya memiliki tameng itu untuk menekanmu. Bersabarlah, jangan bunuh diri”

Saat itu ku kira kebenciannya sudah mereda, tapi ternyata tidak, katanya lagi..

“Rasa benci ini sudah ada diujung rambut. Benar benar sudah tidak ada lagi rasa untuk mereka. Mereka yang memupukkan semua ini kepadaku hari demi hari. Ya, aku tahu aku salah. Lalu? Apa itu menjadi alas an untuk mereka memperlakukanku seperti binatang? Bahkan lebih hina dari itu. Mereka memperlakukan aku sesuka hati mereka. Aku yakin jika ada orang yang seperti aku, mereka tidak akan bertahan hidup selama aku. Cobalah berkaca, setahuku yang tidak berhati seperti kalian itulah binatangnya. Bahkan binatangpun masih punya hati, kalian? Tau sendiri jawabannya. Aku hanya menjalankan kewajiban sembari menunggu waktu. Membayar semua kesalahanku, sebisaku, selelahku. Setelah itu, biarkan semesta bekerja. Karena semesta tahu apa yang jiwa ini mau. Aku mau tidak ada mereka lagi di hidupku”

Akupun tertegun, 
Sebenci itukah dia dengan hidupnya? 
Mengapa ada orang orang yang tega melakukan itu kepadanya? Supaya dia jera?

Iya, dia memang jera, sekaligus membenci kalian dan dirinya sendiri.
Ya.. biarkan semesta yang membalas.
Karena hukuman yang kalian berikan sudah melebihi batas.
Untung saja Aluna seringkali menghadapinya dengan senyum meskipun aku tahu, di dalam hatinya sudah mati rasa.







Dini hari kemarin.

Senin, Oktober 27, 2014

they will take me to nirvana

Tuhan memberikan aku cinta ketika aku benar benar ingin pergi
Semua kenikmatan duniawi seakan akan menghampiri, tepat ketika waktu itu sebentar lagi kuhampiri
Seakan akan Dia meminta secara halus untuk aku jangan pergi
Aku tidak tau lagi harus kemana, aku tidak bisa menghentikan waktu
Semuanya sudah terlambat
Terlambat untuk kembali ke permukaan
Terlambat untuk mengulang
Terlambat untuk mengembalikan cinta yang akan hilang jika semua ini dilontarkan

Aku memang tetap harus pergi
Terimakasih untuk cinta bertubi tubi yang disampaikan lewat kata, lewat mata, semuanya
lebih dari cukup.
Aku akan tetap melihat kalian dari jauh
Dengan caraku.

Terimakasih.

Sabtu, Oktober 04, 2014

3-2-1

menghitung detik yang berkurang semakin cepat
merasakan nafas yang mulai berhenti sedikit sedikit
melihat apa yang sebentar lagi tak bisa dilihat
lagi lagi aku bilang,
mari berbuat baik lebih banyak
karena waktu sudah tak lama lagi.
salam.

Selasa, Agustus 05, 2014

Baiknya,

Menangis saja, jangan bunuh diri
Menangis sekuat kuatnya
Teriak sekencang kencangnya
Bernyanyilah terus menerus
Sambil menangis, sampai air matamu habis.
Lakukan apa saja, asal jangan bunuh diri.
Ketika kamu pulang, tidak ada lagi tawa orang orang kesayanganmu.
Tidak ada lagi ibu yang menjahit kain setiap malam hari
Tidak ada lagi ayah yang duduk manis di ruang tamu setiap akhir minggu
Tidak ada lagi adik adik yang seringkali membuatmu kesal namun penuh cinta
Ketika kamu pulang, belum tentu kamu akan bertemu orang orang yang terdahulu pulang
Bukankah semua kembali tidak mengenali sosok masing masing ketika disana?
Hey, bunuh diri tidak semudah itu.
Maka menangis saja, karena hal itu mudah.

Menangis saja manis,
...Jangan bunuh diri.

Kamis, Juli 03, 2014

Abraham

ketika nanti aku sudah pergi, entah kemanapun itu,
aku berharap akan selalu ada mata yang memperhatikan kamu.
akan selalu ada tangan yang memelukmu erat
selalu ada tawa karena lelucon polosmu yang menurutmu, bukan lelucon.

saat waktunya tiba nanti,
aku mau kamu duduk manis disampingku. dan diam.
aku ingin kamu tidak lagi menyebutku dalam harimu,
aku hanya ingin kamu menyebutku dalam doamu.

maaf jika janji untuk menjagamu sampai mati harus kuakhiri jika sudah waktunya.
apabila masih ada waktu, aku pasti selalu menjagamu.
selalu memberikan mata untuk memperhatikan kamu.

nanti,
aku akan terus memperhatikanmu, memelukmu erat, tertawa sampai menangis.
dari jauh.
entah dari manapun itu.

Rabu, Juni 25, 2014

sebentar lagi.

sedang mengatur waktu dan hari yang tepat.
yang akan tertera di dalam ukiran
untuk memulai akhir
yang mungkin tidak lama lagi

mulai berbuat baik lebih banyak
supaya bisa memulai hidup baru disana.
mengurangi dengki,
supaya cukup nyali untuk yakin bisa ke dunia baru itu.

ketika mereka membaca ini dikemudian hari,
aku ingin mereka tersenyum diiringi air mata kesedihan.
sedih karena tidak akan ada aku lagi di hari esok,
tersenyum karena waktu mereka dengan aku sudah cukup.

selamat datang, tinggal.

Jumat, Mei 16, 2014

lalu bagaimana jika kita berbeda?

kata ini muncul, begitu nyata
bukan lagi sebuah siluet semu yang dihinggapi fatamorgana

klasik.
"bagaimana jika kita berbeda?"
apa yang sudah berbeda, biarkan saja. 
jangan jadikan itu sebagai penghalang terbesarmu
bahkan batu besarpun bisa hancur hanya karena setitik air, yang diberikan terus menerus.

proses.
semua ada waktunya.
bukan berarti jiwa jiwa itu tidak mencintai kepercayaannya masing masing,
mereka percaya, makanya masih bertahan dengan perbedaan.
sampai satu ketika dihadapkan pada pilihan, berjalan dengan perbedaan, mengikuti, diikuti, atau diakhiri
jika belum siap dengan itu, maka jangan memulai.
jika mencintai tetapi tidak siap dengan itu, jalani, namun dengan langkah yang pasti.
memulai sesuatu dengan perbedaan itu membutuhkan pemikiran.
kapal dengan dua nahkoda? butuh kesepakatan untuk berjalan bersama kan.

karena seharusnya pertanyaan itu tidak perlu muncul.
untuk apa?mencari sebuah pembelaan?
tidak.

ambil saja semua. dia bilang dia sudah ikhlas.

ini bukan tentang adam dan hawa, ini tentang lingkaran kecil
mengenai dia yang hanya bisa dicurahkan melalui, aku.
sudah cukup untuk dia.
tidak ada lagi hasrat untuk mengikuti permainanmu
terlampau lama..
terimakasih untuk selalu membuat mereka memandang dia sebelah mata
terimakasih untuk selalu berhasil mempermainkan kata,
sampai pada akhirnya dia yang ada ditempat seharusnya kau berada.
untuk segala caramu untuk mematikan rasa.
dia bilang, untuk apa kau panjatkan begitu banyak doa,
tetapi untuk memanjatkan sedikit simpatimu untuk manusia pun, tidak bisa.
Tuhan akan semakin jauh jika Dia melihat kau tidak bisa merangkul sesamamu.

bahkan diapun berucap terimakasih melalui aku,
untuk satu satunya cinta yang dia punya,
yang berhasil kau rebut dengan manisnya
karena kau tau, bagaimana cara menghancurkan dia
perlahan lahan.

semoga Tuhan menyayangi kamu selalu,
ambil saja semua, setahuku dia bilang dia sudah ikhlas.
selamat menikmati hasil rajamu untuk dia,
semoga tidak berbalik arah.

Minggu, April 20, 2014

SAM.

sejak pertama aku melihat dia, mungkin aku sudah lupa kapan.
aku cinta senyumnya, perawakannya, leluconnya, semua.
semakin hari, aku semakin mengenal dia.
walaupun dulu seringkali dia pergi melintas benua, tapi aku tau itu untuk aku

aku jatuh cinta setengah mati pada sosok ini. sejak awal, sampai detik ketika aku menulis ini.
tidak ada yang bisa menggantikan dia sampai kapanpun. tidak akan pernah ada.
karena hanya dia yang bisa membuat aku jatuh cinta berkali kali
hanya dia yang bisa buat aku langsung berurai air mata, kemudian tertawa terbahak bahak
hanya dia yang tau bagaimana cara membuat aku berhenti marah
hanya dia yang paling tau bagaimana membuat aku seharian tersenyum, kadangkala seharian menangis

apapun akan aku lakukan untuk bisa terus bersama sama denganmu.
i love you.